• APPTI - AFILIASI PENERBIT PERGURUAN TINGGI INDONESIA
  • INDONESIAN UNIVERSITY PUBLISHERS AFFILIATION
  • apptijakarta2@gmail.com
  • 021-7864754-55 / 0895635385880
  • RSS
  • Pencarian

Penerbitan Buku Cerminan Peradaban Manusia

oleh Dr. Purnomo Ananto, M.M.

Terbitnya sebuah buku karena memang ada orang yang menulisnya. Budaya lisan menyebabkan masyarakat kita lebih suka berbicara daripada menulis. Padahal tanpa ditulis, suatu perkataan akan lebih cepat hilang dan dilupakan. Dengan menulis pula, kebermanfaatan kita bisa terus mengalir melebihi usia hidup kita. Mengapa Kartini lebih dikenal orang daripada Dewi Sartika? Padahal kontribusi Dewi Sartika lebih besar dan lebih nyata bagi masyarakat. Jawabannya adalah karena Kartini menulis. Kita tidak akan mengenal ilmuwan seperti Ibnu Sina, Ibnu Rusyd, Isac Newton, dan Albert Enstein yang telah meninggal berabad-abad lampau jika mereka tidak mentransformasikan ilmunya dalam bahasa tulis.

Seoarang penyair masyhur asal Inggris bernama TS Eliot mengatakan “Sulit memPenerbitan Buku Cerminan Peradaban Manusia bangun peradaban tanpa budaya tulis dan baca”. Nampaknya perlu ada gerakan yang mengajak masyarakat Indonesia untuk mencintai buku dengan membudayakan membaca dan menulis sehingga peradaban Indonesia menjadi maju di masa mendatang. Pemikiran kondisi kebebasan berekspresi di Indonesia sesungguhnya, setelah sepuluh tahun reformasi, kondisi kebebasan kita semakin baik. Politik yang semakin stabil dan pertumbuhan ekonomi yang cukup bagus semestinya diiringi dengan pencapaian di bidang lain, khususnya menyangkut kebebasan pers, dan penerbitan buku. Untuk menghadirkan peradaban yang baik, maka dibutuhkan sumberdaya manusia yang unggul. Sumber Daya Manusia yang unggul itu dihasilkan dari pendidikan yang memadai. Salah satu unsur penting dalam pendidikan adalah membaca. Karena dengan membaca akan membentuk karakter SDM yang unggul, sehingga wajar bila budaya menerbitkan buku harus terus didorong guna meningkatkan kualitas SDM. Tidak dapat dipungkiri, buku merupakan cermin kemajuan peradaban. Sejak manusia zaman klasik mulai menyadari efisiensi ekspansi peradaban dan menyebarkan aliran kepercayaan, benturan budaya pun mulai terjadi. Implikasinya, peradaban asli mulai disingkirkan. Segala penanda identitas seperti artefak budaya juga dimusnahkan, termasuk catatan-catatannya. Apabila cara ini kurang efektif, sasaran selanjutnya adalah pelaku kebudayaan yang dimusnahkan. Sejarah berkali-kali mencatat penghancuran peradaban dan pembunuhan massal seperti ini.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi indikator dibutuhkannya upaya pengembangan pendidikan tinggi, sehingga terjalin upaya pengembangan ilmu pengetahuan di setiap pendidikan tinggi. Penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan modal dasar pembangunan dan pengembangan teknologi, dan berperan dalam menentukan kehidupan bermasyarakat. Kebutuhan mengembangkan pendidikan tinggi merupakan keharusan dalam menghasilkan pendidikan yang berkualitas, terutama bila dikaitkan dengan dunia kerja atau industri.

Strategi pengembangan pendidikan tinggi tidak terlepas dari sistem pendidikan tinggi yang memandang jauh ke depan. Sistem pendidikan tinggi nasional mempunyai komitmen penuh untuk menegakkan Pancasila dan UUD 1945, di mana nanti diharapkan tercapai komitmen dalam mencerdaskan ke- hidupan bangsa; mengembangkan masyarakat ilmiah, memelihara teknologi dan seni, serta membangun manusia Indonesia seutuhnya yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak tinggi, berbudaya Indonesia, bersemangat ilmiah, serta menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi dengan wawasan luas untuk kebijakan dan kemajuan manusia, masyarakat, dan budaya bangsa. (Pusgrafin, Departemen Pendidikan Nasional, 2006). Keterlibatan pendidikan tinggi dan seluruh komponen yang ada di dalamnya diharapkan dapat:

  1. Menghasilkan anggota masyarakat yang bertakwa, berakhlak tinggi, berbudaya Indonesia, bersemangat ilmiah serta memiliki kemampuan akademik, profesional dan sanggup berkinerja baik di lingkungan kerjanya;
  2. Menghasilkan ilmu pengetahuan dan teknologi baru; menghasilkan peneliti dan pemikir, serta memutakhirkan pengetahuan dan kemampuan agar sistem berdaya dalam menghimpun, mengalihkan menyebarkan, menafsirkan, dan menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah ada bagi kemajuan dan kesejahteraan masyarakat; dan
  3. Menyebarkan hasil penelitian terapan, hasil kajian, maupun paket teknologi tepat guna untuk dimanfaatkan dalam kegiatan produktif dan peningkatan mutu kehidupan masyarakat.

 

Simpulan

  1. Sebagai salah satu unit yang ada disebuah perguruan tinggi, penerbit perguruan tinggi sudah seharusnya terlibat secara penuh dalam kegiatan civitas akademika dan proses pembelajaran pada perguruan tinggi yang bersangkutan dengan memberikan kontribusi yang besar untuk perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kontekstualisasi berdirinya penerbit (dan percetakan) pada perguruan tinggi, pada dasarnya mengimplementasikan upaya-upaya peningkatan mutu pendidikan tinggi dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan melakukan penerbitan naskah-naskah yang dihasilkan oleh perguruan tinggi yang bersangkutan. Kenyataan menjelaskan bahwa secara kelembagaan, perguruan tinggi memiliki kemampuan untuk menjadi sumber naskah dalam upaya mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
  2. University Press berpijak atas keinginan melakukan transformasi keilmuan, adanya lumbung naskah dan pasar potensial yang tentunya pula berpijak pada aturan-aturan yang berlaku pada pendidikan tinggi yang bersangkutan. Peran Penerbit dan percetakan perguruan tinggi yang paling utama adalah mendorong sivitas akademika perguruan tinggi yang bersangkutan untuk menuangkan berbagai gagasan, pemikiran, dan hasil riset dan mempublikasikannya dalam bentuk buku maupun jurnal sehingga diketahui dan dimanfaatkan sebesar-besarnya oleh masyarakat luas, termasuk dunia usaha dan industri. Di samping itu berbagai hasil terbitan yang telah dilakukan oleh penerbitan dan percetakan perguruan tinggi telah memberikan cakrawala komprehensif bagi masyarakat Indonesia, dan toleransi yang tinggi untuk terciptanya suasana akademik yang kondusif. Terwujudnya peradaban masyarakat yang menunjung tinggi nilai-nilai religiositas, humanitas, nasionalitas, soverignitas, dan sosialitas merupakan landasan yang fundamental bagi penerbit perguruan tinggi.
  3. Kebanyakan penerbit perguruan tinggi di Indonesia seperti “hidup segan mati tak mau”, hal ini disebabkan banyak faktor, antara lain; mulai dari minat baca yang rendah, masuknya buku digital (e-book), dan harga buku yang masih relatif mahal.
  4. Untuk memajukan penerbit perguruan tinggi yang dapat bersaing di tingkat nasional apalagi tingkat Internasional maka peran pimpinan perguruan tinggi dan pemerintah mutlak diperlukan.

Komentari Tulisan Ini
Tulisan Lainnya
Pentingnya Penerbit Perguruan Tinggi

oleh Dr. Purnomo Ananto, M.M. Kualitas dan kuantitas produksi buku pada dasarnya adalah merupakan salah satu tolok ukur dari peradaban dan tingkat kecerdasan sebuah bangsa. Karena itu,

02/12/2021 17:00 - Oleh Administrator - Dilihat 2614 kali
APPTIMA DALAM PERSPEKTIF BIDANG KERJASAMA APPTI

oleh Dr. Zalzulifa, M.Pd. Selaku Ketua Bidang Kerjasama di Kepengurusan Afiliasi Penerbit Perguruan Tinggi (APPTI) Pusat, penulis dalam forum rapat koordinasi di Botani Square Bogo

02/01/2021 20:59 - Oleh Administrator - Dilihat 1394 kali
Penerbit Perguruan Tinggi di Indonesia Kini dan Esok

oleh Dr. Purnomo Ananto, M.M. Undang-undang Nomor 3 tahun 2017 tentang Sistem Perbukuan khusus Pasal 51 menegaskan bahwa Penerbitan Buku untuk pendidikan tinggi dapat dikelola oleh perg

02/01/2021 20:41 - Oleh Administrator - Dilihat 2309 kali
Andai Ts'ai Lun dan Gutenberg Masih Hidup

Oleh Dr. Aam Bastaman Orang yang dianggap paling berjasa terhadap perkembangan dunia ilmu pengetahuan salah satunya adalah Ts’ai Lun (105 M), sang penemu kertas asal Cina, dan ked

07/05/2020 05:09 - Oleh Administrator - Dilihat 1878 kali