
Andai Ts'ai Lun dan Gutenberg Masih Hidup
Oleh Dr. Aam Bastaman
Orang yang dianggap paling berjasa terhadap perkembangan dunia ilmu pengetahuan salah satunya adalah Ts’ai Lun (105 M), sang penemu kertas asal Cina, dan kedua Johannes Gutenberg (1400 M) penemu mesin cetak asal Jerman. Kedua penemuan tersebut saling berhubungan karena tidak ada mesin cetak tanpa kertas, dan kertas bisa berfungsi optimum untuk dibuat buku dengan percetakan.
Penemuan mesin cetak ini membuat Barat menjadi lebih unggul dan mendapatkan kemajuan ilmu pengetahuan dan peradaban secara umum. Ilmu pengetahuan terakumulasi dan didokumentasikan dalam buku-buku. Banyak buku kemudian mempengaruhi pikiran dan kemajuan peradaban manusia. Peran buku menjadi besar dalam pengembangan ilmu pengetahuan modern.
Dengan kemajuan peradaban manusia beragam teknologi baru ditemukan untuk mendukung dan memudahkan kehidupan manusia, baik secara sosial, ekonomi maupun spiritual. Seperti kemajuan teknologi transportasi udara, dengan penemuan mesin jet yang membuat dunia saling terkoneksi dengan cepat, ataupun penemuan teknologi komputer dan internet. Kemajuan peradaban Barat kemudian bisa mengalahkan kemajuan peradaban Cina dan Timur Tengah. Saking dianggap besarnya pengaruh keduanya terhadap peradaban manusia Michael Hart (2001) measukkan keduanya sebagai orang-orang yang paling berpengaruh di dunia dengan urutan ke 7 (Ts’ai Lun) dan ke 8 (Gutenberg).
Berabad-abad umat manusia menikmati buku dan produk kertas sebagai bagian penting dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan membangun peradaban manusia. Ilmu pengetahuan pun berkembang dengan pesat, dengan kepeloporan Barat sebagai penerus kemajuan ilmu pengetahuan di garda depan, terutama setelah revolusi industri (1750-1850) dan penaklukan berbagai kekuasaan besar di Asia, Afrika dan kawasan-kawasan lainnya. Namun tidak bisa dipungkiri juga terdapat kontribusi yang cukup besar dari para filsuf dan pemikir Islam terhadap masa pencerahan dunia Barat.
Kini peran penemuan Ts’ui Lun dan Gutenberg perlahan-lahan menemui tantangan atas peran dan fungsinya. Memudar. Seiring dengan kemajuan teknologi informasi dan internet dengan berkembangnya dunia digital, maka berkembang pula konsep dan paradigma “paperless”. Ini semacam revolusi baru yang datang dengan cepat, datang semakin deras dan dipilih sebagai sebuah alternatif baru yang lebih canggih dalam mencapai kemajuan peradaban manusia yang lebih tinggi. Peran kertas pun semakin memudar, terutama cetakan-cetakan yang kontennya bisa digantikan oleh teknologi digital. Maka Surat kabar dan majalah yang ratusan tahun sempat berjaya kini bertumbangan. Percetakan masih mencetak buku, kertas masih dipakai, namun perannya tidak seberjaya sebelum era digital datang. Peradaban manusia memiliki kesempatan untuk terus berkembang. Terus melakukan perubahan, bahkan menggilas cara-cara lama yang sudah tidak sesuai lagi. Selamat datang revolusi industri berikutnya.
Andai Ts’ai Lun dan Guterberg masih hidup dan menyaksikan perubahan yang terjadi dengan penemuan teknologi digital, mungkin sedih, tapi mungkin gembira juga. Sedih karena penemuannya kini semakin usang dengan perannya yang semakin berkurang, tapi mungkin juga gembira bahwa manusia terus melakukan inovasi untuk mencapai penemuan -penemuan baru menggantikan cara-cara lama. Dunia terus berubah. Masyarakat Timur, non-Barat pun memiliki kesempatan untuk maju dan berkembang, secara ekonomi dan teknologi bahkan sudah menunjukkan geliatnya. Tidak ada lagi pusat dominasi peradaban secara tunggal.
Namun buku, kertas dan mesin cetak tidak hilang sama sekali, hanya perannya semakin berkurang. Tapi bagi pecinta buku, teknologi digital tidak bisa menggantikan kharisma, seni dan keindahan membaca dengan buku. Dalam hal ini tentu saja peran Ts’ai Lun dan Guterberg masih kita rasakan.
Komentari Tulisan Ini
Tulisan Lainnya
Pentingnya Penerbit Perguruan Tinggi
oleh Dr. Purnomo Ananto, M.M. Kualitas dan kuantitas produksi buku pada dasarnya adalah merupakan salah satu tolok ukur dari peradaban dan tingkat kecerdasan sebuah bangsa. Karena itu,
APPTIMA DALAM PERSPEKTIF BIDANG KERJASAMA APPTI
oleh Dr. Zalzulifa, M.Pd. Selaku Ketua Bidang Kerjasama di Kepengurusan Afiliasi Penerbit Perguruan Tinggi (APPTI) Pusat, penulis dalam forum rapat koordinasi di Botani Square Bogo
Penerbitan Buku Cerminan Peradaban Manusia
oleh Dr. Purnomo Ananto, M.M. Terbitnya sebuah buku karena memang ada orang yang menulisnya. Budaya lisan menyebabkan masyarakat kita lebih suka berbicara daripada menulis. Padahal tanp
Penerbit Perguruan Tinggi di Indonesia Kini dan Esok
oleh Dr. Purnomo Ananto, M.M. Undang-undang Nomor 3 tahun 2017 tentang Sistem Perbukuan khusus Pasal 51 menegaskan bahwa Penerbitan Buku untuk pendidikan tinggi dapat dikelola oleh perg